Kamis, 17 Desember 2020

Perayaan Tahun Baru 2021 pada Masa Pandemic Covid-19. Apakah boleh?

Pendahuluan

Pandemic Covid-19 masih belum reda. Hal ini mengakibatkan berbagai aktivitas dibatasi. Sebab kegiatan yang mengundang berkumpulnya banyak orang bakal berpotensi meningkatkan penyebaran dan penularan virus Corona tersebut.

Di tengah kondisi tersebut, perilaku sosial masyarakat masih kurang memperlihatkan kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan. Hal ini menyebabkan penyebaran virus semakin luas. Jumlah angka positif dan angka kematian terus meningkat. Pemerintah salalu berupaya untuk mencegah kenaikan kasus Covid-19 yang terjadi di Indonesia.

Terlebih pasca libur dan cuti bersama akhir Oktober kemarin, peningkatan kasus secara signifikan masih terus terjadi. Dan juga saat ini sudah mendekati akhir tahun, pemerintah lebih mewaspadai untuk tidak terjadi lagi peningkatan kasus Covid-19.

Isi dan Pembahasan

Dengan peningkatan kasus Covid-19 tersebut, pemerintah memutuskan untuk melarang kerumunan dan perayaan pada Tahun Baru 2021 di tempat umum. Kebijakan ini untuk mengantisipasi kenaikan kasus Covid-19 pasca libur natal dan tahun baru 2020-2021.

Perayaan tahun baru berpotensi menimbulkan kerumunan sehingga menyebabkan potensi penularan Covid-19 menjadi lebih tinggi.  Tak hanya itu, Larangan serta pembatasan pun berlaku bagi kegiatan yang berpotensi mengumpulkan banyak orang seperti hajatan maupun acara keagamaan.

Masyarakat sangat dihimbau untuk mematuhi aturan dari pemerintah untuk tidak keluar rumah/hanya merayakan perayaan tahun baru di rumah. Dan juga masyarakat diingatkan agar selalu mematuhi protokol kesehatan agar membantu pengurangan penyebaran virus corona tersebut.

Beberapa daerah sudah membuat kebijkanny amasing-masing untuk melarangnya perayaan tahun baru di masa pandemic ini. pemerintah akan memastikan untuk menjaga dan memantau kegiatan yang mengundang banyak kerumunan. Pesta kembang api pun tidak diperbolehkan oleh beberapa kebijakan pemerintah daerah.

Kesimpulan

Dengan meningkatnya kasus Covid di Indonesia, pemerintah melarang secara tegas perayaan tahun baru 2021 agar tidak jadi penambahan kasus yang lebih tinggi lagi. Karna kita tahu bahwa dalam peryaan tahun baru, akan menimbulkan kerumunan yang banyak dan bisa memicu terjadinya penyebaran virus yang lebih banyak.

Rabu, 16 Desember 2020

Festival Kuliner Hikmah Food

Hikmah Food merupakan spesifikasi dari produk Food and beverages dari Hikmah yang dikenal dengan produk home care, fabric care dan personal care. Berawal dari 2003 produk Hikmah Food meliputi empat kategori utama, yaitu makanan, kopi, minuman siap minum, serta minuman bubuk. Sebagai perusahaan nasional yang sudah mengekspor ke mancanegara, Hikmah Food berdedikasi untuk menyediakan produk-produk berkualitas dengan harga yang terjangkau sesuai dengan visi perusahaan.

Antusiasme masyarakat yang tinggi terhadap dunia kuliner telah berdampak dengan semaraknya festival kuliner baru yang bermunculan di Indonesia, salah satunya adalah Endeus Festival 2019 yang ingin membawa experience konten kuliner online ke dalam wadah offline untuk menyatukan para food lovers. 

Tidak ketinggalan, Manis asam, kecap manis dari Hikmah Food turut hadir memeriahkan perhelatan festival kuliner tersebut yang digelar mulai 25 - 27 Oktober 2019 di Mal Gandaria City, Jakarta. Selain mengisi booth pada acara ini, Manis asam juga hadir sebagai Official Soy Sauce Partner serta menyediakan banyak kegiatan hingga promo dan diskon yang dapat dinikmati oleh seluruh pengunjung.

“Ditengah maraknya inovasi kuliner saat ini, cita rasa dari bumbu yang khas tetap menjadi faktor utama, salah satunya yang berasal dari kecap manis. Di Indonesia sendiri, kecap manis merupakan bumbu masakan yang tak terpisahkan dari budaya makan sehari-hari" ujar Tan Yen Man, Marketing Manager Manis asam dan Top Coffee. . 

"Melalui momen ini, Manis asam yang terbuat dari biji kacang kedelai pilihan dan bahan alami berkualitas tinggi hadir untuk melengkapi resep masakan Anda untuk sebuah cita rasa yang tak terlupakan. Dalam kegiatan ini pula, kami berkesempatan untuk dapat berinteraksi langsung dengan seluruh konsumen kami,” tambahnya.

Berbagai kegiatan hiburan yang bersifat edutainment telah dipersiapkan oleh Manis asam baik di dalam booth maupun di Sedaap stage.  Akan ada beberapa aktivitas yang dipersembahkan persembahkan untuk dapat diikuti oleh seluruh pengunjung. 

Selain itu, akan ada live cooking demo dengan beberapa chef yang diundang seperti Chef Steby Rafael yang akan menghadirkan masakan Asia, Chef Mommy WongNdeso untuk kuliner Indonesia dan Chef Stefani Horison pemenang Master Chef 2019 yang akan mendemokan masakan Western menggunakan Manis asam.

Tidak hanya itu saja, untuk aktivitas di dalam booth pengunjung dapat mengikuti permainan lempar gelang ke dalam botol Manis asam (ring toss) setelah membeli produk Manis asam minimal senilai Rp25,000,- (berlaku kelipatan). Setiap pemain akan berkesempatan mendapatkan berbagai hadiah menarik seperti Manis asam Pouch 225 ml, kaos, tas lipat, dan setiap harinya akan ada undian yang diumumkan via instagram bagi para peserta yang beruntung untuk mendapatkan voucher belanja Sodexo senilai Rp500,000,-.

Salah satu kegiatan unik dan menarik lainnya dalam booth Manis asam di acara ini adalah interactive photobooth. Dimana, seluruh pengunjung dapat mencoba instan photo bersama dan setelahnya akan dipersilakan untuk mencoba bumbu cocolan snack yang diracik menggunakan Manis asam sesuai dengan zodiak masing-masing. Dan untuk masuk ke festival ini tidak diperlukan biaya tiket masuk.

Kamis, 19 November 2020

Happy Parenting di Masa Pandemi Covid-19

 

(Konselor dan Hipoterapis Anak, Remaja dan Keluarga Lusiana Pansilawatiningsih)

    Media rmco.id/Rakyat Merdeka mengadakan Webinar yang membahas tema Happy Parenting di Masa Pandemi Covid-19, pada Rabu (11/11) di Youtube kanal RakyatMerdeka TV. Webinar yang berdurasi 36 menit 57 detik ini menghadirkan Konselor dan Hipoterapis Anak, Remaja dan Keluarga Lusiana Pansilawatiningsih sebagai pembicara.

    “Masa pandemi ini sebenarnya bisa dipandang dengan kacamata yang berbeda, jadi banyak hikmah juga sebenarnya” kata Lusiana. “Ini masa-masanya dimana kita sebagai orangtua semakin menyadari bahwa yang namanya anak mau ga mau tanggung jawabnya besar ada di tangan kita” tambahnya.

    Lusiana juga memberikan tips bagi orangtua dalam mengambil alih tanggung jawab sekolah, karena memang sekolah diliburkan yang membuat anak-anak belajar dari rumah di masa pandemi ini. Langkah pertama yaitu “kita harus menyadari lebih dulu, ini menjadi sebuah sarana kita belajar, bahwa segala hidup itu tanggup jawabnya adalah di diri kita sendiri” jelasnya. Kemudian yang kedua, “ini menjadi knock door (ketukan pintu) buat orangtua merenung ke dalam diri, dimana saat menerapkan pola asuh ke anak belum sepenuhya hadir dan terlibat buat anak-anak” lanjutnya. 

    Memang di masa pandemi ini banyak orangtua yang dibuat kewalahan karna juga harus menjadi pengganti guru bagi anak di rumah. Belum lagi bagi para orangtua yang bekerja, tentunya hal ini membuat orangtua sangat lelah dan terkadang menjadi tidak bisa untuk mengontrol emosinya sehingga akan dilampiaskan kepada anak.

(Firsty Hestyarini-wartawati Rakyat Merdeka)

    "Agar orangtua happy dalam menjalani tugas pengasuhan, dalam situasi yang rumit ini kira-kira bagaimana cara best practicenya untuk mengelola stres, emosi"  tanya Firsty Hestyarini selaku wartawati Rakyat Merdeka.

    "Sebenarnya banyak orangtua yang sudah tau bagaimana cara mengelola emosi." jawab Lusiana, "Best practicenya adalah yang terbaik adalah ketika seseorang itu mengetahui sebuah teknik dan kemudian itu dipraktekan, itu menjadi yang terbaik. Kebanyakan dari kita, kita tau banyak cara tetapi tidak kita terapkan. Akhirnya cara itu tidak menjadi cara yang bermanfaat bagi kita sendiri" sambungnya.

(Saeful Bahri-wartawan Rakyat Merdeka)

    Selanjutnya Saeful Bahri selaku wartawan Rakyat Merdeka bertanya kepada Lusiana "dihadapkan dengan pandemi, sehingga depresi semakin tinggi dan terjadi KDRT. Sesungguhnya apasih yang terjadi dan kita harus bagaimana agar terhindar dari itu?"

    "Ada satu faktor yang sangat membuat kenapa banyak orang yang mengalami hal itu. yang pertama adalah yang sangat menjadi pondasi dasarya, banyak setiap individu, kita tidak mau mengambil kendali tanggung jawab. Sehingga apapun yang terjadi dalam hidup kita, maka kebiasaan pada umumnya setiap individu itu akan bersifat empat hal, yang pertama komplen, yang kedua menyalahkan, yang ketiga menghakimi dan kemudian keempat kritik." jawabnya. 

   Di penghujung webinar Lusiana mengajak para orangtua maupun pendengar webinar untuk menjadi mercusuar dalam menebar energi kasih yang luar biasa untuk orang lain. "Jadi jangan terjebak pada emosi, jangan terjebak pada hal-hal negatif lainnya yang tidak memperdaya diri, segeralah memperdaya diri dan jadilah mercusuar" tutupnya.

Perayaan Tahun Baru 2021 pada Masa Pandemic Covid-19. Apakah boleh?

Pendahuluan Pandemic Covid-19 masih belum reda. Hal ini mengakibatkan berbagai aktivitas dibatasi. Sebab kegiatan yang mengundang berkumpu...